Senin, 21 April 2008

Pertemuan Kembali

Minggu, 20 April 2008

Pada awalnya bingung juga mo nulis apa, berhubung ini blog tentang pemikiran dan perjalanan kita berdua, ya kita tulis apa adanya aja.syukur2 ada yang mau kasih input, kritikan dan sepoles tambahan biar blog ini makin berisi..

Aku tulis duluan ya chay.

Judul awalnya : Pertemuan Kembali

Pernah nggak sih ngalamin dejavu (kayak film matrix), dimana kejadian yang sama berulang kembali? Boleh dibilang aku sering mengalaminya, begitu sampai di peristiwa itu kita jadi mengira-ngira (“eh,kayaknya aku dah pernah deh kayak gini, abis gini trus ntar…”). Lucu memang, aneh juga iya. Seolah-olah kita dah tau apa yang akan terjadi, tapi itu kayak sebuah pilihan. Memilih ending. Klo gini, endingnya itu, klo gitu endingnya ini.

Hmmm, dejavu yang kita alami bisa jadi hasil dari sebuah mimpi kemudian bergabung dengan dunia nyata. Atau malah itu anugerah menurut sebagian orang. Seolah-olah kita bisa tau masa depan yang akan terjadi. Seperti cenayang yang berkeliaran belakang ini.

Tapi stop dengan dejavu, karena kita jadi sering mengira-ngira nanti.Klo kenyataan nggak seperti mimpi, jadi nggak siap ngehadapinnya.

Lebih enak klo kita ngomongin ttg sebuah pertemuan. Tepatnya pertemuan kembali.Setelah kita tak bertemu hampir 2 tahun, kita dipertemukan kembali dengan situasi, cinta, dan pemikiran yang berbeda. Pertemuan ini begitu berbeda, banyak cerita. Ada perjalanan tengah malam yang dihiasi hujan, konflik hati, kejujuran masa lalu (hal yang paling sulit dilakukan banyak orang), sandaran kursi balkon di waktu malam, kegiatan menyanyi bersama, suster cantik pagi hari di kala aku sakit, dan banyak lagi.

Aku sempat berpikir, bahkan sempat tersenyum bingung. Tuhan memang begitu Indah, penuh rahasia dan puncak dari Kebesaran di seluruh jagad raya ini. Aku bukan hanya ingin menjadi Imam untuk dirinya (bukan Imam Samudara lo) tapi hidup bersamanya hingga ada kata TUA di kebanyakan orang yang menilainya.

Pertemuan Kembali ini barulah sebuah awalan, banyak cerita yang akan tergores, tapi tak seperti luka melainkan sebuah tinta emas di kain kanvas. Yang kita berdua senantiasa menundukkan kepala seraya menengadahkan do’a. Ya, itulah yang kita punya selain selalu mengucapkan kata syukur setinggi-tingginya.

Pertemuan kembali ini, membuat hidup semakin ringan, semakin lengkap. Aku seolah-olah telah naik ke level berikutnya. Kali ini tidak sendirian lagi, Kali ini tidak ingin mengeluh lagi, Kali ini lebih bersyukur lagi, Kali ini sepertinya aku benar2 mendapatkan anugerah, mendapatkan buah dari do’a yang aku munajatkan dulu.

Terima kasih Tuhan atas hari ini, Engkau masih mempertemukan kami kembali

0 Comments: