Senin, 30 Maret 2009

Pinangan

Kala kita lihat
Sepasang merpati
Terbang bebas lepas
Tepat di hadapan
Lalu kaubertanya
Kapan kita bagai mereka
Terbang lepas bebas....
Lepas bebas ke ujung dunia
Dan kubertanya
Maukah kau terima
Pinangan tanpa
Sisa cinta yang lain
Rona bahagia
Terpancar dari anggukan
Saat kupasangkan....
Pasang cincin di jemari

Tak Sebebas Merpati - Kahitna


Semuanya serba mendadak. Saat tiba2 Ayahnya memutuskan untuk loong weekend kali ini sekalaian meminangku. Kaget tapi seneng. Aku langsung mengabari orang tuaku, mereka pun kaget dibuatnya. Ya sudahlah, dengan meminta bantuan tetangga-tetangga terdekat dan memohon restu keluarga dan sahabat ahkirnya Sabtu, tanggal 28 Maret 2009 dia resmi meminangku.

Tak ada cincin seperti lagu diatas, karena ini bukan lamaran, tapi pinangan. Bukan untuk 'mengikat' tapi untuk menanyakan keseriusan kami berdua.

Alhamdulillah semua berjalan lancar, walau Ayahku sempat kehabisan kata-kata. Aku tau Ayahku gugup, aku tau dia senang tapi dia tak berhasil menyembunyikan rasa cemburunya dihadapanku. Aku sayang Ayahku, sangat. Dan dia pun demikian. Dia hanya ingin pria yang melamarku bisa bertanggung jawab untuk keluarga kelak...

Semoga kau tak mengecewakan Ayahku, Dear...

Jumat, 13 Maret 2009

Cerita Jum'at Pagi

Hari ini, seperti kebiasaan 2 bulan belakangan ini, kami berangkat bareng ke kantor. Dia mengantarku terlebih dahulu, untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju kantornya di daerah Jakarta Pusat. Ga ada yang cukup istimewa pagi itu, kecuali aku yang harus membuat sarapan cepat2 karena dia berangkat lebih awal. Padahal tadi malam, dia pulang larut, dan mungkin malam ini giliranku yang pulang malam. Gapapa ya Dear, demi balkon kita nanti. hihihih...(padahal aku yang suka protes kl dia pulang malem).

Akhir2 ini kami berdua sedang dihadang oleh kerjaan yang menumpuk banyak, dan tak jarang ini menimbulkan ketidakcocokan pemikiran diantara kami. Tapi aku bersyukur karena kami hampir selalu bisa untuk membicarakan dengan tenang dan kembali saling membarikan senyum di pagi harinya.

Memakai mobil pinjeman dari bapaknya, yang kebetulan sedang tugas di luar kota, n karena motornya juga lagi bocor ban, kami berdua melewati jalan yang sama sambil mengobrol tentang kerjaan n sesekali bercanda. Dia bercerita bahwa dia sedang disibukkan oleh pitching pertamina yang katanya berbugdet lumayan besar. Kemudian aku bertanya padanya,

" Dear, apakah kamu akan sombong kl kamu jadi kaya?"
dia jawab,
" Ngga, kan ada kamu yang selalu ingetin aku, Ingatkan aku ya kl aku mulai sombong"

Aku pun terkekeh, senang sekaligus lucu mendengarnya. Senang karena dia meminta padaku untuk selalu mengingatkannya. Lucu karena aku berpikir apakah aku bisa untuk tidak sombong jika suatu saat nanti kami berdua bisa meraih apa yang kami inginkan. Dan dia sepertinya memahami ketawaku, hingga kemudian dia bilang,

"yang pentingkan kaya hati. Iya kan?"

Aku hanya tersenyum sambil melihatnya sekilas. Ya, aku membenarkannya.
Maka, begitu sampai di depan mejaku, aku menyalakan komputerku dan menulis blog ini. Berharap tulisan dipagi ini bisa jadi cerminan untuk kami berdua,n siapapun yang membacanya, di suatu hari nanti.

Kawan, ingatkan kami jika kami mulai sombong
Dear, ingatkan aku jika aku mulai sombong
Aku pun berharap semoga aku bisa sadar untuk mengingatkanmu jika kau mulai sombong.

Kaya hati ya...:)