Rabu, 17 Desember 2008

Cerita dan cinta

Sekarang giliranku untuk menambahkan halaman ini dengan banyak huruf.

Blog ini awalnya kita bikin karena alesan yang banyak. Karena kita berdua suka nulis. Karena kita punya banyak cerita. Karena ini seperti beranda “rumah” kita berdua, dan most of all karena kita pengen someday, saat mungkin kita lagi bosen, sedih dan marah, kita bisa liat “rumah” ini, buat ingetin ke kita bahwa kita seharusnya bisa lebih bahagia.

Suatu saat nanti kita pasti bakal punya rumah beneran dengan balkon yang bisa kita pake buat cerita-cerita. Yah, idup kita bedua emang banyak ceritanya. Berawal dari cerita jaman kuliah, bergulir ke cerita-cerita saat jadi “orang-orang cubicle” dan jika Tuhan mengijinkan cerita ini akan bersambung ke atas balkon kita itu, hingga kemudian suatu hari nanti cerita akan ditutup saat kita habis usia. Mungkin saat itu tiba, blog udah jauh lebih canggih kali ya.

Cerita yang terjadi nanti dan besok emang cuma Tuhan yang punya skenarionya, makanya aku belom akan ambil pusing dengan endingnya. Yang pasti sekarang aku menikmati tiap detik hidupku dideketnya. Mensyukuri dengan sangat masih bisa saling sayang, masih bisa ngerasain perhatian dia, cara dia melindungi, caranya menenangkan aku saat aku ngambek gara2 kenakalannya (heheh, sumtime), masih bisa ngegombalin dia (hahah, cewe penggombal), dan ucapan maaf dan terimakasihnya.

Terdengar indah ya. Yah itu seperti yang aku dengar dari seseorang diluar sana yang mengira cerita yang kita punya indaaahh semua. Ketemu, saling cocok, ketawa2, solat bareng, sarapan bareng, bla..bla..bla... hey guys, idup ga semudah yang kalian liat lho. Seperti yang udah dia tulis sebelomnya, cerita ini tetep ada paitnya, tetep ada sedihnya dan ada pengorbanan didalemnya. Tapi...

Aku..

Tak menyesal...

Tak menyesali waktu 2 tahun berlalu,
karena kita kini terus berjalan melaju.

Tak menyesali tiap tetes air mata yang tertumpah,
bila diperuntukkan kepada senyum yang terkembang tanpa lelah.

Tak menyesali cerita panjang bersama sahabat hingga pagi menjelang,
karena sekarang cerita akan makin terentang.

Tak menyesali tiap doa yang teruntai,
untuk keindahan yang kini tersemai.

Tak menyesali tak terlewatinya hari tanpa menyebut namanya,
karena kini disinilah dia berada.

Jadi matahari
Untuk kini, nanti dan esok hari.

Selasa, 09 Desember 2008

Pengorbanan

Hai sayang, udah lama kita nggak mem-posting blog kita ini.
Dan sudah hampir 1 tahun kita menjalani hidup bersama, dari tragedi hujan malam
Hingga pelukan hangat dalam busway.hehehe

Masih banyak yang harus kita kerjakan ya chay.PR-PR yang perlu dibenahi bersama.
Tapi dari itu semua, kita masih harus sama2 ingat klo yang kita lalui ini tak lebih tak bukan karena campur tangan sebuah pengorbanan.

Pengorbanan untuk menurunkan ego disaat salah satu kita lelah, entah itu karena masalah pekerjaan atau karena masalah diri kita sendiri (apalagi klo chay lagi PMS.hehehe)

Yang jauh lebih penting adalah pengorbanan untuk selalu menjadi yang lebih baik kedepannya. Pasti ada hal-hal yang perlu kita tanggalkan, perlu kita tinggalkan walau
kadang tampak manis.

Dari pengorbanan ini kita belajar bersama bahwa betapa indahnya rasa syukur, bahwa betapa indahnya sebuah cinta kasih tanpa kata TERLALU yang penuh belenggu memiliki (Hanya Tuhan yang pantas memiliki segalanya)

Pengorbanan ini sudah dan akan terus kita lalui bersama, dari mulai menabung, dari mulai berpuasa atau lembur cuma untuk hemat.hehehe. Sampai makan sepiring berdua.

Pengorbanan ini yang akan selalu terlekat di hati. Menjunjung tapi sekaligus merendahkan ego kita masing-masing, tujuan kita hanya satu. Hanya bersatu padu.
Memimpikan duduk di teras, dengan ditemanin secangkir kopi dan segelas teh hangat sambil memandang langit penuh bintang.

Hmmm…bisa mencium aromanya chay?

Setelah saat itu kita tunaikan, dan saat itulah kita akan tertidur hangat. Saling memeluk erat dan ketika bangun kita berkaca dengan wajah kita sendiri.

“Pengorbanan bukan masalah apa dan kapan yang akan dikorbankan, bukan juga kata yang dekat dengan kematian, melainkan kata dengan hasil kenikmatan yang terbungkus proses dan ia tak tampak”

My sacrifices is yours!